Selasa, 24 Desember 2013

Ketika Dia Masih Disini

Ini cerpen keduaku. Gaya bahasanya aku buat agak novel gitu. Jadi dimaklumi saja kalo ada  bahasa yang Gaje. Ini cerbung spesial menyambut Tahun baru sama Natal, plus long holiday. Selamat membaca! *** Aku mengusap air mataku yang terus mengalir dengan kerudung hitamku. Kenapa dia harus pergi secepat ini? Kenapa kau tidak biarkan dia menikmati hidupnya terlebih dahulu, Tuhan? Hari ini, hari dimana saudara kembarku beristirahat dengan tenang tanpa harus merasakan sakitnya penyakit itu lagi. Sedih sekaligus lega. Dua kata yang ada dibenakku. Sedih karena kehilangan saudara bahkan sahabat terbaikku. Dan lega tidak harus melihatnya tersenyum di balik rasa sakitnya menahan penyakitnya itu. Aku melangkah keluar dari tempat pemakaman bersama Mom, Dad, dan Kak Lisha. Serasa ada yang kurang dari kami berempat. Seharusnya disamping kami ada Anjani yang akan selalu menghibur kami ketika berkunjung ke pemakaman ini untuk mengunjungi Kakek. Tapi sekarang? Dia sudah pergi, dan tidak akan kembali. Aku akan ceritakan kepadamu sebuah kenangan kami ketika Anjani masih disini, bersama kami. *** Ketika dia masih disini, seharusnya ketika hujan lebat seperti ini, ia akan menyiapkan teh hangat untuk kami sekeluarga. Bahkan ketika ia sudah terserang penyakit itu, ia masih melakukan kegiatan lamanya itu. Ketika dia masih disini, disaat waktu santai seperti ini ia pasti selalu ada dikamarnya untuk membaca beberapa buku kesukaannya. Bahkan ketika matanya sudah membengkak seperti bola tenis. Ketika dia masih disini, saat Mom dan Dad libur dari pekerjaannya, biasanya kami sekeluarga akan kumpul berlima dan mengadakan satu permainan seru. Bahkan ketika ia sudah tidak mampu berbicara lagi. Ketika dia masih disini, waktu liburan seperti ini, Dad pasti akan mengajak kami bertiga (aku, Anjani dan Kak Lisha) bermain basket. Bahkan ketika ia sudah tidak mampu berjalan. Ketika dia masih disini, saat-saat menjelang ujian sekolah, ia akan selalu siap membantuku untuk belajar. Bahkan ketika ia sudah tidak mampu menulis lagi untuk mengajariku rumus matematika. Ketika dia masih disini, ulang tahun kami berdua akan dirayakan bersama. Bahkan ketika ia harus duduk dikursi roda sampai acara berakhir. Ketika dia masih disini, setiap film seru pasti tidak akan pernah kami lewatkan. Bahkan ketika ia harus terbaring di rumah sakit. Ketika dia masih disini, setiap hari Valentine, kami akan bertukar coklat. Bahkan ketika ia tidak bisa menggerak kan tangannya untuk memberiku coklat. Ketika dia masih disini, setiap malam minggu, kami sekeluarga akan makan bersama di meja makan. Bahkan ketika ia sudah tidak bisa mencerna makanan nya lagi. Ketika dia masih disini, setiap tahun baru, kami akan mengadakan ritual menghidupkan kembang api. Bahkan ketika ia sudah tidak bisa berteriak untuk mengatakan ia senang dengan apa yang kami lakukan. *** Anjani memang sudah tidak bersama kami. Tapi kenangan tentang nya akan tetap hadir di hati kami sampai kapan pun. Tertanda: Rinjani Deandra Wardana (Rinjani) bersama Anjani Deninda Wardana (Anjani) Happy Reading guys! Bubay!! Karya Agni, blognya : palominaagni.blogspot.com Bagus ngga, ceritanya ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar