Dancy menendang batu kerikil di
depannya. Wajahnya ditekuk. Tidak ada senyum sama sekali diwajahnya. Ia
mengingat perkataan Mrs.Lisha di kelas tadi.
"anak-anak, nanti malam akan diadakan acara kemandiriaan. Semua anak kelas 6 diwajibkan mengikuti acara ini"
Acara kemandirian adalah acara yang
mewajibkan semua murid-murid nya melatih kemandiriaannya. Mulai dari
melakukan apa-apa sendiri, sampai melatih keberanian. Dancy adalah salah
satu anak dari beberapa anak yang tidak menyukai acara tersebut.
Apalagi banyak orang yang mengatakan, sekolah Dancy termasuk angker dan
menyeramkan.
"Dancy, aku duluan ya" kata Gladys. "jangan lupa nanti malem ya!"
"iya, iya siap deh" kata Dancy tersenyum masam. Sebenarnya ia enggan mengikuti acara ini.
***
Malam telah tiba. Belum apa-apa keringat
dingin Dancy sudah keluar. Disinilah ia, berdiri di depan ruang kelas
yang dijadikan kamar. Ia memegang erat tas ransel nya. Hawa tidak enak
sudah menyelimuti ruang kamar ini. Bulu kuduk Dancy dibuat berdiri
karenanya.
"hei, akhirnya kamu datang juga" seru Gladys menghampiri Dancy. "kukira kau tidak bakal datang karena takut"
"memang aku se-penakut itu apa?" kata Dancy tersinggung.
"iya, iya. Jangan marah dong" kata Gladys tertawa geli melihat ekspresi Dancy.
"apakah aku satu kamar denganmu?" tanya Dancy bingung.
"tentu saja! Kamu bisa taruh tas mu
disitu. Dan kau tidur disampingku" terang Gladys. "sebentar ya, aku
keluar dulu" lanjutnya kemudian berlari ke luar.
Sekarang tinggal Dancy yang ditinggal sendirian di kamar. Semua teman-temannya sedang tidak ada di kamar.
Tunggu... Dancy meralat ucapannya. Ada
satu orang perempuan di pojok ruangan. Ia sedang duduk di kasur lipatnya
yang lusuh. Ia juga sibuk membaca buku yang terlihat tebal. Dancy
memperhatikan dengan seksama perempuan itu. Merasa diperhatikan,
perempuan itu menoleh kearah Dancy. Terlihat wajahnya yang dingin dan
pucat. Tatapan matanya sangat dingin menatap Dancy. Entah kenapa, Dancy
merasa hawa kamar semakin tidak beres setelah ia melihat perempuan itu.
Dancy lalu berlari keluar kamar menemui Gladys.
"kamu kenapa, Dan?" tanya Gladys heran. "kayak habis liat setan?"
"aku itu emang habis liat setan, Dys!" kata Dancy masih ngos-ngosan. "ikut aku, aku liatin deh biar kamu percaya"
Dua gadis itu berjalan kearah kemar
mereka berdua. Dancy menunjukkan dimana dia melihat perempuan itu. Tapi,
tidak ada apapun disitu. Perempuan itu menghilang entah kemana.
"halusinasi kamua aja deh, Dan" kata Gladys menatap sahabatnya. "udah ah, aku mau keluar lagi aja"
Setelah Gladys keluar, Dancy kembali
sendirian. Ia mencoba menenangkan pikirannya agar tidak berhalusinasi
lagi. Tapi ia yakin, tadi perempuan itu benar-benar ada.
"maaf ya tadi aku nakutin kamu" bisik sebuah suara. Dancy menoleh untuk melihat orang yang membisikannya.
"Aaaaaaa!!" teriak Dancy kaget. Perempuan itu lagi!
"aku bukan setan kok. Tenang aja" ucap perempuan itu santai. "oh iya, nama kamu siapa?"
"aku Dancy" katanya memperkenalkan namanya. "kamu?"
"Nora" kata perempuan yang bernama Nora itu. "ikut acara kemandirian juga ya?"
"Iya, kamu juga ya?" tanya Dancy. "oh iya, kamu kelas berapa? Kok aku belum pernah liat kamu?"
"aku kelas 9. Aku tau kamu kelas 7 kok" kata Kak Nora tersenyum manis.
"wahh, kakak kelas ya? Pasti udah mau lulus" ujar Dancy.
"tidak! Aku tidak akan pernah lulus dari
sekolah ini! Asal kamu tau saja" kata Kak Nora tiba-tiba berubah
menjadi galak. Ia menjadi sangat dingin terhadap Dancy.
"i...iy...iya, maaf" kata Dancy lumayan takut.
Tak lama kemudian teman-teman termasuk
Gladys masuk kedalam kamar. Seketika itu juga Kak Nora hilang entah
kemana. Dancy tidak memperdulikannya. Yang penting sekarang ia tidak
sendirian lagi.
***
Setelah tiga hari melewati acara
kemandirian, semua murid dipersilahkan pulang. Begitupula dengan Dancy.
Ia sudah tidak sabar kembali kerumahnya. Tidak sabar juga bermain dengan
Kitty, kucing persia peliharaannya.
Dancy keluar gerbang diikuti oleh
beberapa anak lainnya yang juga sudah dijemput orang tua nya. Dancy
sedang menunggu Kak Nora. Kok dia gak keliatan ya?
Sampai akhirnya sekolah sepi dan gerbang hampir ditutup, Kak Nora tidak kelihatan juga.
"Mang Asep, jangan ditutup dulu dong gerbangnya" kata Dancy mencegah Mang Asep menutup pintu gerbang.
"lho? Emang kenapa atuh Neng? Ini kan sudah siang" kata mang Asep bingung.
"itu lho, Kak Nora. Anak kelas 9 belum
keluar juga. Padahal kan aku pengen ngobrol sama dia" jelas Dancy. "masa
Mang Asep gak kenal sih? Padahal Mang Asep udah kerja disini 20 tahun"
"Nora?!" kata Mang Asep kaget.
"aduh gimana ya Neng? Soalnya Nora itu
udah..." ucapan Mang Asep terputus saat melihat Nora melambaikan
tangannya dengan senyum sinis nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar